Asli corat-coret

Terkadang ide untuk menulis tidak kunjung muncul di kepalaku. Ketika aku sedang kepenuhan ide, tidak ada alat yang dapat kupakai untuk mencurahkan isi kepalaku. Tapi di saat tidak ada ide, aku malah sedang membawa, atau memakainya. Cukup kesal dan bingung, mengapa ide itu tidak bisa dikendalikan kemunculannya. Andai saja bisa, tapi kalau bisa, agak aneh juga, seolah-olah aku seperti Tuhan yang mampu mengatur kapan aku bisa mendapat ide. Tapi tak apalah, toh sekarang aku tidak tahu mau tulis apa, tapi tertuang juga kekesalanku ini.

Waktu aku menulis: tidak ada yang ingin kutulis, sudah aku tulis 5 kata itu. Ide memang datang tak menentu, tapi kemudian aku sadar, kalau begitu aku harus selalu membawa alat tulis paling tidak, untuk mencurahkan ide dikepalaku ini. Andai saja ada alat atau makhluk yang dapat benar-benar mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh diriku ini, tapi tidak mungkin ada hal semacam itu di dunia ini. Ketika ide itu ditulis atau dikatakan, ide itu sendiri sudah menjadi terbatas dalam keterbatasan penulisan dan bahasa manusia. Tapi memang itulah manusia. Tidak bisa manusia saling memahami satu sama lain kecuali jika telepati itu memang benar ada. Tidak ada manusia yang dapat sepenuhnya mengerti dirinya, apalagi orang lain.

Tak terasa, dari yang sebelumnya tak tahu mau tulis apa, sekarang tiba-tiba keluar suatu ide dengan sendirinya. Secara tidak sengaja, aku mulai berpikir bahwa setiap manusia yang sedang buntu untuk menulis pada saat itu, satu-satunya cara supaya lancar yaitu langsung tulis saja apa yang ada maupun tidak ada di kepalamu (sebenarnya tidak mungkin ada yang tidak ada di kepalamu, tulis hal basa-basi: “aaaa..zzzz. gak tau mau tulis apa,zzz” ini pun berasal dari kepalamu).

Sungguh awal dari penulisan ini tidak didatangi dengan niat, hanya modal paksaan diri. Tak tahunya, keluar dengan sendirinya. Ketika merasa tidak ada ide untuk menulis, paksa saja, nanti juga keluar.

Leave a comment